Laman

31 Maret, 2010

Anggota Brimob Ditambah ke Mulia


JAYAPURA [PAPOS] – Kasus penyerangan kelompok criminal bersenjata yang diduga OPM kepada pasukan TNI dari Yonif 753 Nabire saat patrol di Puncak Senyum, Puncak Jaya yang mencederai Praka Asri disingkapi serius oleh Polda Papua maupun Kodam XVII/Cenderawasih.

Sehingga tahap pertama untuk membantu aparat keamanan yang bertugas di kabupaten Puncak Jaya. Polda Papua akan menambah sedikitnya 2 regu anggota Brimob untuk pengamanan diwilayah hukum Polres Puncak Jaya. Sementara pihak TNI sementara ini belum menambah pasukan tetapi lebih mengambil tindakan meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi susulan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Drs Agus Rianto saat ditemui Papua Pos, Rabu (24/3) di ruang kerjanya mengatakan, penambahan 2 Regu Brimob Polda Papua ke Mulia semata-mata dalam rangka penyegaran anggota di Puncak Jaya, khususnya pengamanan Pos Brimob di Tinggi Nambut.

“Penambahan ini untuk penyegaran, karena wilayah kerja disana tidak bisa disamakan dengan kondisi didataran, maka ada rotasi atau penambahan, tapi bukan berarti melakukan upaya presentif, namun untuk penyegaran,” katanya

Menurut Kabid Humas, dalam pengamanan di Puncak Jaya, pihaknya setiap saat melakukan tugas sesuai fungsi dan peran kepolisian. Sedangkan terkait situasi di Puncak Jaya, Kapolda telah memperintahkan kepada anggota agar lebih mengefektikan kegiatan pengamanan, sehingga mampu memberikan rasa aman kepada warga maupun anggota lainnya.

Disinggung soal kepemilikan senjata api oleh kelompok masyarakat sipil tersebut yang kemungkinan hasil rampasan dari anggota TNI atau Polri apakah tidak dilakukan pengejaran?. Kabid Humas mengatakan, pihaknya belum mengetahui jenis senjata api apa yang dipakai para pelaku untuk melakukan penembakan terhadap anggota TNI, Sabtu lalu. Bahkan Kabid Humas tidak mau berspekulasi kalau senjata yang dimiliki para sipil bersenjata itu adalah hasil rampasan pada beberapa kali kejadi di Puncak Jaya khusus di Puncak Senyum dan Tinggi Nambut.

“ Kita tidak bisa menduga-duga apakah senjata itu hasil rampasan atau tidak, karena kita berkerja sesuai bukti dan fakta, termasuk bekerjasama dengan rekan-rekan TNI di Puncak Jaya,”tandasnya

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam XVII Cendrawasih, Letkol Inf. Susilo saat dikonfirmasi Papua Pos via telepon selulernya mengatakan, pihaknya kini meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi aksi susulan dari kelompok gerombolan pengacau keamanan dikawasan Puncak Jaya. Hanya saja, untuk situasi keamanan saat ini masih tetap kondusif.

“Situasi saat ini aman dan kondusif, namun anggota tetap mengantisipasi aksi susulan yang kemungkinan terjadi,”terangnya

Ketika ditanya apakah pelaku penyerangan sama dengan pelaku pada kejadian lalu? Kapendam menegaskan pelaku penyerangan terhadap anggota TNI, Senin (23/3) lalu sama dengan peristiwa penyerangan sebelumnya, baik terhadap masyarakat maupun TNI/Polri.

“Pelakunya sama yaitu gerombolan pengacau keamanan yang eksis di kawasan Puncak Jaya,”tuturnya

Hanya saja, Kapendam mengaku belum mengetahui senjata yang digunakan pelaku hasil rampasan sebelumnya atau bukan. Tetapi dari laporan yang diterima pelaku menggunakan senjata laras panjang. “Kita tidak tahu darimana senjata mereka, yang jelas jenis laras panjang,”terangnya

Disinggung soal kondisi Praka Asri pasca penembakan? Kapendam menyampaikan bahwa sejauh ini kesehatan korban sudah pulih, bahkan telah kembali bertugas bersama-sama rekan lainnya. “Korban sudah pulih, karena hanya terkena sepihan dibagian pinggul belakang,”tuturnya

Kapendam menambahkan, agar masyarakat tidak usah khawatir, karena keadaan di Puncak Jaya hingga saat ini aman dan kondusif. Pihaknya juga meluruskan isu bohong soal adanya anggota TNI yang tewas dalam penyerangan di Puncak Jaya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar